Oleh Jajang Suryana
Qiyamullail malam ketiga, alhamdulillah, masih tetap ramai. Suasana Mesjid Al-'Ashri menjadi sangat menyenangkan, sesuai dengan harapan harian: bangunan mesjid dipenuhi jamaah ketika waktu shalat fardhu. Mudah-mudahan kondisi ini bisa bertahan hingga malam-malam qiyamullail berikutnya. Aamiin.
Imam dan penceramah Tarawih malam ketiga adalah Drs. H. Ahmad Muchlis Sanusi. Berikut secara lengkap isi ceramahnya.
KEUTAMAAN SHAUM RAMADHAN
Drs. H. Ahmad Muchlis Sanusi
Bapak dan Ibu jama’ah tarawih
rahimakumullah,
Hari ini kita telah berada di hari
yang kedua atau malam ketiga pada bulan Ramadhan 1438 H. Bulan Ramadhan adalah
bulan yang penuh barakah, bulan yang khusus untuk beribadah, bulan yang
dimuliakan oleh Allah ‘Azza wa Jalla dengan janji limpahan rahmat dan
ampunan-Nya. Ibadah-ibadah sunnat diganjar dengn pahala ibadah wajib, sedang
ibadah-ibadah wajib dilipatgandakan ganjaran-Nya. Tiada do’a kecuali akan
dikabulkan!
Kita tahu, puasa Ramadhan adalah
salah satu dari Rukun Islam. Oleh karenanya, ummat Islam harus melaksanakannya
secara taat dan ikhlas.
Allah swt tidak pernah memberikan
suatu beban kewajiban kepada hamba-Nya dengan kewajiban yang sia-sia, tetapi
justru sebaliknya, setiap kewajiban yang disyariatkan Allah kepada hamba-Nya
pasti memberikan manfaat. Demikian pula dengan ibadat puasa Ramadhan.
Sebagai muslim yang mu’min haruslah
senantiasa berupaya agar dapat melaksanakan ibadat puasa Ramadhan secara baik
dan benar, sehingga pada saat mengakhiri puasa Ramadhan, gelar Muttaqin dapat
kita raih sebagai bekal untuk meniti kehidupan yang lebih baik di masa
mendatang.
Jama’ah Qiyamullail yang Berbahagia,
Ada beberapa keutamaan dan manfaat
yang akan dirasakan apabila ibadat puasa Ramadhan dilaksanakan secara baik dan
benar, semata-mata hanya mengharap ridha Allah, yaitu:
1. Puasa Ramadhan sebagai Pembinaan
Jiwa
Melaksanakan ibadat puasa Ramadhan
memerlukan tekad dan kemauan hati yang kuat, karena ibadat ini merupakan jenis
ibadat yang penuh tantangan. Melaksanakan puasa Ramadhan adalah latihan serta
ujian kesabaran dan keimanan. Allah Ta’ala berfirman dalam Quran surat
Muhammad: 31.
“Sesungguhnya Kami akan beri cobaan kepada kamu,
sehingga Kami dapat buktikan orang yang sungguh-sungguh di antara kamu dan
orang yang sabar, sehingga dapat Kami nyatakan kesungguha keadaan kamu” (Q.S.
Muhammad: 31)
2. Puasa Ramadhan sebagai Pembinaan
Akhlak
Ibadah puasa merupakan ibadat sirriyyah
atau rahasia, yaitu ibadat yang tidak mempunyai bentuk pelaksanaan fisik
seperti gerak dalam ibadat shalat, haji, atau amal-amal yang lainnya. Orang
lain tidak akan bisa mengetahui apakah seseorang itu sedang berpuasa atau
tidak. Seseorang yang tidak berpuasa bisa saja mengaku sedang berpuasa,
walaupun sebenarnya tidak. Tetapi orang-orang yang beriman, mereka tidak akan
mau berbohong kepada Allah. Ibadat puasa itulah yang menguji kejujurannya,
sehingga dia akan sangat yakin bahwa kebohongan tidaklah pantas bagi dirinya.
Melalui puasa Ramadhan dapat
dibuktikan adanya hubungan yang erat antara hamba dengan Tuhannya. Hubungan
seperti inilah yang menimbulkan perasaan bahwa Allah swt selalu bersamanya dan
selalu mengawasinya. Sehingga, sosok shaimin dan shaimat seperti ini senantiasa
terjauhkan dari kemungkaran, dia tidak melakukan sesuatu kecuali kebaikan,
tidak mau berkata kecuali sesuatu yang baik, tidak mau menerima kecuali
kebenaran. Hatinya selalu tenang, damai, dan tabah dalam menghadapi setiap
persoalan dalam kehidupannya di dunia ini.
Allah berfirman dalam surat Ar-Ra’du:
28.
“(yaitu) orang-orang yang beriman
dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram” (Q.S. Ar-Ra’du: 29)
3. Puasa Ramadhan Bermanfaat bagi
Kesehatan
Menurut ahli kesehatan, perut adalah
pusat dari penyebab penyakit. Perut yang selelu diisi secara berlebihan dengan
beraneka ragam makanan akan mengakibatkan terjadinya penumpukan lemak. Badan
yang penuh lemak menyebabkan terganggunya fungsi jaringan tubuh. Kondisi
semacam ini sangat berpengaruh terhadap fungsi otak, sehingga daya pikir tidak
berfungsi secara normal.
Shaimin-shaimat, sungguh Maha
Bijaksanalah Allah swt mensyariatkan shaum Ramadhan. Dengan menahan makan dan
minum sepanjang siang selama sebulan, merupakan cara yang baik untuk mengatur
pola dan takaran makan sehingga dapat mengendalikan penumpukan lemak yang
berlebihan dalam tubuh. Kemudian, pada akhirnya fungsi dan kerja jaringan tubuh
menjadi normal kembali.
Jama’ah Tarawih Rahimakumullah,
4. Puasa Ramadhan Bermanfaat dalam
Membina Kehidupan Bermasyarakat yang Baik
Rasulullah saw menegaskan dalam
salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, yang artinya: “Tidak termasuk
ummatku, siapa saja yang selalu kekenyangan, sementara tetangganya kelaparan
dan dia mengetahui itu”.
Dalam kaitan ini, sering muncul
pertanyaan atau pernyataan bahwa “kalaulah tujuan puasa agar orang-orang kaya
ikut merasakan penderitaan orang-orang miskin, mengapa puasa diwajibkan pula
kepada orang-orang miskin?” Haruslah kita sadari bahwa tujuan berpuasa tidaklah
sesempit itu. Yang jelas, dengan sama-sama menanggung lapar, baik yang kaya maupun
yang miskin akan dapat memunculkan kesamaan perasaan di hadapan ketentuan dan
peraturan Allah swt.
Kesamaan perasaan inilah yang khusus
bagi si miskin dapat membangkitkan semangat dan harga diri sebagai mahluk ciptaan
Allah swt yang sama dengan mahluk lainnya yang diberi kekayaan. Kemudian bagi
yang kaya, ketika telah merasakan derita lapar, hatinya akan tergugah untuk memikirkan
nasib si miskin yang sering tidak mendapat makanan sepanjang hari kecuali
mengharap belas kasihan dari si kaya. Kondisi inilah yang mendorong manusia untuk
saling menghargai, saling tolong-menolong, sehingga timbul solidaritas dalam
ukhuwwah atau persaudaraan.
Terbinanya kehidupan masyarakat yang
baik selalu berawal dari adanya tenggang rasa, tolong -menolong, dan saling
hormat-menghormati, serta adanya perasaan kesamaan derajat di sisi Allah swt.
*Foto Jajang Suryana: ASUS Zenfone 3 Laser
Tidak ada komentar:
Posting Komentar