Senin, 29 Mei 2017

TARAWIH MALAM KETIGA

Oleh Jajang Suryana


Qiyamullail malam ketiga, alhamdulillah, masih tetap ramai. Suasana Mesjid Al-'Ashri menjadi sangat menyenangkan, sesuai dengan harapan harian: bangunan mesjid dipenuhi jamaah ketika waktu shalat fardhu. Mudah-mudahan kondisi ini bisa bertahan hingga malam-malam qiyamullail berikutnya. Aamiin.



Imam dan penceramah Tarawih malam ketiga adalah Drs. H. Ahmad Muchlis Sanusi. Berikut secara lengkap isi ceramahnya.
   

KEUTAMAAN SHAUM RAMADHAN
Drs. H. Ahmad Muchlis Sanusi







Bapak dan Ibu jama’ah tarawih rahimakumullah,
Hari ini kita telah berada di hari yang kedua atau malam ketiga pada bulan Ramadhan 1438 H. Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh barakah, bulan yang khusus untuk beribadah, bulan yang dimuliakan oleh Allah ‘Azza wa Jalla dengan janji limpahan rahmat dan ampunan-Nya. Ibadah-ibadah sunnat diganjar dengn pahala ibadah wajib, sedang ibadah-ibadah wajib dilipatgandakan ganjaran-Nya. Tiada do’a kecuali akan dikabulkan!

Kita tahu, puasa Ramadhan adalah salah satu dari Rukun Islam. Oleh karenanya, ummat Islam harus melaksanakannya secara taat dan ikhlas.

Allah swt tidak pernah memberikan suatu beban kewajiban kepada hamba-Nya dengan kewajiban yang sia-sia, tetapi justru sebaliknya, setiap kewajiban yang disyariatkan Allah kepada hamba-Nya pasti memberikan manfaat. Demikian pula dengan ibadat puasa Ramadhan.

Sebagai muslim yang mu’min haruslah senantiasa berupaya agar dapat melaksanakan ibadat puasa Ramadhan secara baik dan benar, sehingga pada saat mengakhiri puasa Ramadhan, gelar Muttaqin dapat kita raih sebagai bekal untuk meniti kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.


    
Jama’ah Qiyamullail yang Berbahagia,
Ada beberapa keutamaan dan manfaat yang akan dirasakan apabila ibadat puasa Ramadhan dilaksanakan secara baik dan benar, semata-mata hanya mengharap ridha Allah, yaitu:

1. Puasa Ramadhan sebagai Pembinaan Jiwa
Melaksanakan ibadat puasa Ramadhan memerlukan tekad dan kemauan hati yang kuat, karena ibadat ini merupakan jenis ibadat yang penuh tantangan. Melaksanakan puasa Ramadhan adalah latihan serta ujian kesabaran dan keimanan. Allah Ta’ala berfirman dalam Quran surat Muhammad: 31.

“Sesungguhnya Kami akan beri cobaan kepada kamu, sehingga Kami dapat buktikan orang yang sungguh-sungguh di antara kamu dan orang yang sabar, sehingga dapat Kami nyatakan kesungguha keadaan kamu” (Q.S. Muhammad: 31)


2. Puasa Ramadhan sebagai Pembinaan Akhlak
Ibadah puasa merupakan ibadat sirriyyah atau rahasia, yaitu ibadat yang tidak mempunyai bentuk pelaksanaan fisik seperti gerak dalam ibadat shalat, haji, atau amal-amal yang lainnya. Orang lain tidak akan bisa mengetahui apakah seseorang itu sedang berpuasa atau tidak. Seseorang yang tidak berpuasa bisa saja mengaku sedang berpuasa, walaupun sebenarnya tidak. Tetapi orang-orang yang beriman, mereka tidak akan mau berbohong kepada Allah. Ibadat puasa itulah yang menguji kejujurannya, sehingga dia akan sangat yakin bahwa kebohongan tidaklah pantas bagi dirinya.
Melalui puasa Ramadhan dapat dibuktikan adanya hubungan yang erat antara hamba dengan Tuhannya. Hubungan seperti inilah yang menimbulkan perasaan bahwa Allah swt selalu bersamanya dan selalu mengawasinya. Sehingga, sosok shaimin dan shaimat seperti ini senantiasa terjauhkan dari kemungkaran, dia tidak melakukan sesuatu kecuali kebaikan, tidak mau berkata kecuali sesuatu yang baik, tidak mau menerima kecuali kebenaran. Hatinya selalu tenang, damai, dan tabah dalam menghadapi setiap persoalan dalam kehidupannya di dunia ini.
Allah berfirman dalam surat Ar-Ra’du: 28.  


 “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram” (Q.S. Ar-Ra’du: 29)

3. Puasa Ramadhan Bermanfaat bagi Kesehatan
Menurut ahli kesehatan, perut adalah pusat dari penyebab penyakit. Perut yang selelu diisi secara berlebihan dengan beraneka ragam makanan akan mengakibatkan terjadinya penumpukan lemak. Badan yang penuh lemak menyebabkan terganggunya fungsi jaringan tubuh. Kondisi semacam ini sangat berpengaruh terhadap fungsi otak, sehingga daya pikir tidak berfungsi secara normal.

Shaimin-shaimat, sungguh Maha Bijaksanalah Allah swt mensyariatkan shaum Ramadhan. Dengan menahan makan dan minum sepanjang siang selama sebulan, merupakan cara yang baik untuk mengatur pola dan takaran makan sehingga dapat mengendalikan penumpukan lemak yang berlebihan dalam tubuh. Kemudian, pada akhirnya fungsi dan kerja jaringan tubuh menjadi normal kembali.

Jama’ah Tarawih Rahimakumullah,

4. Puasa Ramadhan Bermanfaat dalam Membina Kehidupan Bermasyarakat yang Baik
Rasulullah saw menegaskan dalam salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, yang artinya: “Tidak termasuk ummatku, siapa saja yang selalu kekenyangan, sementara tetangganya kelaparan dan dia mengetahui itu”.

Dalam kaitan ini, sering muncul pertanyaan atau pernyataan bahwa “kalaulah tujuan puasa agar orang-orang kaya ikut merasakan penderitaan orang-orang miskin, mengapa puasa diwajibkan pula kepada orang-orang miskin?” Haruslah kita sadari bahwa tujuan berpuasa tidaklah sesempit itu. Yang jelas, dengan sama-sama menanggung lapar, baik yang kaya maupun yang miskin akan dapat memunculkan kesamaan perasaan di hadapan ketentuan dan peraturan Allah swt.

Kesamaan perasaan inilah yang khusus bagi si miskin dapat membangkitkan semangat dan harga diri sebagai mahluk ciptaan Allah swt yang sama dengan mahluk lainnya yang diberi kekayaan. Kemudian bagi yang kaya, ketika telah merasakan derita lapar, hatinya akan tergugah untuk memikirkan nasib si miskin yang sering tidak mendapat makanan sepanjang hari kecuali mengharap belas kasihan dari si kaya. Kondisi inilah yang mendorong manusia untuk saling menghargai, saling tolong-menolong, sehingga timbul solidaritas dalam ukhuwwah atau persaudaraan.


Terbinanya kehidupan masyarakat yang baik selalu berawal dari adanya tenggang rasa, tolong -menolong, dan saling hormat-menghormati, serta adanya perasaan kesamaan derajat di sisi Allah swt. 




*Foto Jajang Suryana: ASUS Zenfone 3 Laser